
Aku disirami lebat hujan
Tak mencari dan tidak ternampak teduhan
Cuma pernah didongengkan
Eh! Memang benar ada pohon disitu
Dia tiba2 menyapa terpa
Dari tempat yang tidak berjauhan
Melambai masa yang tepat
Hujan masih mencurah
Entah takungannya benar-benar pecah
Aku kebasahan
Begitupun aku terpaku
Dongengan realiti tak terduga
Aku bertanya curiga
"Siapakah engkau"
Dia semakin tersenyum
Semakin manis dalam ingatan
"Akulah pohon"
Pohon itu rimbun
Tangannya daunan besar
Kakinya akar tak bergerak
Mungkin besar hatinya
Sebesar pohon itu
Oh beruntunglah aku
"Berteduhlah dibawahku"
Aku berteduh dahulu
Kusapu pakaianku
Sememangnya kuyup kebasahan
Kemudian kupandang pohon
Daunnya dilebarkan
Akarnya dicengkamkan lagi
Pelik dan terharu
"Tapi...apakah kau buat di sini?"
"Pohon apakah kau?"
"Mengapa kau disini"
Bertubi soalanku
"Akulah pohon yang menunggumu"
Kupandang kebawah
Kupandang ke atas
Kenalkah??
Aku kesejukan...
Kupetik daun-daun merimbun
Tutupi tubuh yang menggigil
Bersandar rapat pohon
Cuba menyembunyi
Dari tempias mutiara rintikan
"Kenapa kau tunggu aku?"
"Istimewakah aku?"
"Kau tak penatkah menunggu?"
Masih tidak sabar aku menyoal
Pohon ini gelak kelucuan
Semakin menampak urat-urat usianya
"Kau sungguh istimewa?"
Tanyanya membuatkan aku pusing
Eh, aku tanya dia, dia tanya aku pula?
"Kenapa...."
Aku tak teruskan soalanku
Bimbang
Aku sudah berteduh
Berteduh di bawah rimbun
Rimbun si pohon
Biar sahaja soalan tepu
Dalam benak biarkan berlalu
Esok pon masih punya waktu
Untukku bertanya selalu
Akhirnya aku sudah berteduh....
~Lukluk Baidoa~